Apa itu Wine?

Terbuat dari apakah wine?

Wine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari anggur yang difermentasi. Fruit wine, atau country wine, juga dibuat dari buah-buahan yang difermentasi. Tetapi, wine tradisional biasanya dibuat dari anggur.

Apa bedanya anggur yang kita konsumsi dengan anggur untuk membuat wine?

Anggur yang Anda makan adalah jenis yang berbeda dengan anggur untuk membuat wine. Sebagian besar anggur yang digunakan untuk membuat wine diambil dari spesies Vitis Vinifera sedangkan anggur yang Anda makan (anggur meja) merupakan spesies Vitis Lambrusca atau spesies lain.

Ada banyak perbedaan di antara keduanya. Anggur meja memiliki produktivitas yang tinggi, berukuran besar, berkulit tipis, mengandung sedikit gula dan keasaman, dan rasanya kurang tajam. Anggur wine berbuah lebih sedikit per rantingnya, berukuran lebih kecil dari anggur meja, berkulit lebih tebal, mengandung lebih banyak gula dan keasaman, dan secara keseluruhan rasanya lebih tajam. Anggur spesies inilah yang memberi struktur dan rasa pada wine.

Unsur yang terkandung dalam wine

Pembuatan wine modern terdiri dari banyak elemen dalam membentuk produk akhir.

Anggur

Anda harus menggunakan anggur berkualitas baik untuk membuat wine yang baik! Sementara spesies asli masih digunakan sampai sekarang, tanaman anggur tersebut juga telah diekspor ke seluruh dunia dan spesies anggur baru sedang dibudidayakan setiap hari agar dapat tumbuh di iklim dan wilayah yang diinginkan.

Ragi

Anggur dan semua buah-buahan mengandung ragi alami yang mulai memfermentasi jus ketika terpapar. Kendati beberapa pembuat wine masih memilih untuk memanfaatkan ragi asli, namun produksi komersial lebih memilih ragi yang digunakan oleh sebagian besar pembuat wine.

Ragi menghasilkan produk sampingan yang menghasilkan rasa tertentu dan menonjolkan berbagai aspek wine. Pembuat wine dapat memilih ragi komersial tertentu untuk memperoleh hasil yang mereka inginkan untuk varietas itu.

Asam

Kadar keasaman anggur pada waktu dipanen sangat penting. Ini adalah salah satu aspek terpenting untuk menghasilkan wine yang seimbang dan membantu proses penuaannya. Beberapa kilang wine New World akan menambahkan asam pada waktu proses pembuatan wine untuk mendapatkan kecocokan rasa wine seperti yang mereka inginkan.

Di kebanyakan wilayah Old World, menambahkan zat asam merupakan pelanggaran hukum, sehingga petani anggur harus cermat dalam mengawasi kebun anggurnya dan hanya memanen ketika tingkat keasaman anggur telah mencapai maksimal.

Tanin

Tanin terbentuk secara alami di kulit dan biji tanaman. Tanin juga ditemukan di gentong kayu ek dan serpihan kayu yang digunakan untuk proses penuaan wine. Rasanya pahit dan mengandung warna yang sama seperti yang Anda lihat pada wine. Tanin menambahkan karakter dan kepekatan pada wine dan memungkinkan penuaan yang baik.

Wine yang kadar taninnya tinggi akan membuat mulut Anda terasa kering dan lengket. Red wine mengandung kadar tanin yang lebih tinggi daripada white wine karena red wine difermentasi bersama kulitnya.

Aditif

Pembuat wine modern secara rutin menambahkan aditif selama proses pembuatan wine. Meskipun beberapa aditif ini dianggap ilegal di beberapa daerah, namun di sebagian besar negara New World aditif telah menjadi praktik standar.

Enzim ditambahkan ke wine pada waktu fermentasi untuk mencegah pertumbuhan ragi asli yang buruk dan mematikan ragi yang bermanfaat. Sama seperti ragi komersial, enzim telah dibudidayakan agar dapat memberikan manfaat yang berbeda bagi pembuat wine.

Belerang ditambahkan ke wine untuk mempertahankan anti-oksidatif. Wine organik atau wine yang bebas dari belerang akan cepat membusuk, berumur lebih pendek, dan teroksidasi jauh lebih cepat daripada wine dengan tambahan belerang.

Gum arab telah menjadi bahan umum dalam pembuatan wine untuk mempertahankan aroma dan menjadikan aromanya lebih kaya.

Polisakarida ditambahkan untuk mempertahankan tanin, warna, dan aroma wine; dan memungkinkannya untuk menua lebih lama.

Agen Fining

Sayangnya, banyak wine yang bukan vegan. Penggunaan bahan hewani sebagai bahan untuk  menjernihkan dan menyaring wine telah menjadi praktik umum selama berabad-abad. Putih telur, gelatin, dan bentonit clay masih merupakan agen fining modern yang membantu menjernihkan wine Anda.

Setelah agen fining digunakan, wine dimasukkan ke mesin penyaring besar yang mengeluarkan agen fining ini dan partikel lainnya.

Varietas Tunggal vs. Wine Campuran

Berbeda dengan kepercayaan populer, hampir semua wine dicampurkan hingga batas tertentu. Di sebagian besar wilayah wine, Anda dapat secara legal mencampurkan hingga 15% varietas wine lain dan masih menyebutnya dengan nama varietas anggur yang dominan.

Wine dengan varietas tunggal ini dicampur dengan sedikit wine lain untuk menciptakan karakter dan memperbaiki kekurangannya, seperti menambahkan wine yang sangat asam ke wine yang kurang asam.

Perpaduan populer seperti Rhone atau Bordeaux mencampurkan beragam varietas anggur ke dalamnya. Hal ini memungkinkan pembuat wine untuk menciptakan wine unik yang dapat menonjolkan rasa dan karakteristik yang mereka inginkan untuk wine mereka.

Ragam rasa pada wine

Wine memiliki berbagai karakteristik yang semuanya sangat penting bagi kualitas wine secara keseluruhan.

Keasaman

Keasaman pada wine memainkan peran yang sangat penting. Sebagian besar wine rasanya cukup asam. Anda bisa mengetahui kadar keasaman wine dengan merasakan banyaknya air liur setelah Anda meminumnya. Keasaman akan terasa renyah, zesty, dan biasanya terasa kecut atau seperti buah mentah.

Rasa manis

Kadar kemanisan wine dapat berkisar dari manis kering hingga sangat manis. Wine tradisional dibuat menjadi kering atau sangat kering terkecuali wine dessert dan wine yang dipanen belakangan. Kadar kemanisan juga bisa menambah kepekatan pada wine. Wine yang didominasi oleh rasa buahnya sering disalahartikan sebagai wine manis.

Tanin

Tanin sering disalahartikan dengan rasa kering pada wine karena tanin dapat mengeringkan mulut Anda. Tanin bisa terasa pahit dan herbal. Wine dengan kadar tanin dan keasaman yang seimbang dapat menua dengan baik. Meskipun kandungan tanin pada sebagian besar white wine sangat rendah, Anda dapat menguji jumlah tanin dalam red wine dengan merasakan sensasi kering yang ditimbulkan di mulut Anda dan rasa kasar yang ditinggalkan di mulut Anda

Alkohol

Biasanya, white wine memiliki kadar alkohol lebih rendah daripada red wine dan beberapa dessert wine bisa mengandung alkohol hingga 40%. Sebagian besar kadar alkohol white wine hanya sekitar 8-11% sementara sebagian besar red wine berada di kisaran 11-13%.

Anda dapat menguji kadar alkohol dengan menelan wine lalu menghembuskan nafas. Level sensasi terbakar akan membantu Anda menentukan kadar alkoholnya.

Kepekatan

Level kepekatan wine biasanya tergantung sepenuhnya pada varietas anggur dan cara pembuat wine membuat wine mereka. Kepekatan wine biasanya dapat dibandingkan dengan level lemak dalam susu. Light bodied wine akan terasa seperti Anda meminum susu skim, sedangkan full bodied wine akan terasa seperti Anda meminum susu murni.

Apa yang dilakukan oleh pembuat wine?

Memproduksi wine dari anggur meja (anggur untuk dikonsumsi) bisa saja berhasil, tapi hasilnya akan sangat encer dan hambar. Meskipun anggur adalah bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat wine (mengandung ragi dan gula) alami, namun kebanyakan pembuat wine juga mengendalikan faktor-faktor itu sendiri.

Mereka menggunakan ragi komersial khusus yang dapat membantu mereka menciptakan wine sesuai keinginan mereka dan di beberapa negara dan wilayah mereka juga dapat menambahkan gula jika mereka menginginkan kadar alkohol yang lebih tinggi atau wine yang lebih manis. Pembuat wine mengendalikan pertumbuhan anggur, waktu panen, zat yang ditambahkan ke wine dan mengapa mereka mencampurkan berbagai wine yang berbeda, menyaring, membotolkan, dan masih banyak lagi.

Exit mobile version